|
Daerah Sumatra Utara mempunyai potensi yang cukup baik di sektor
kehutanan. Potensi hasil sektor kehutanan, antara lain berupa kayu
gergajian, kayu lapis, log pinus, log rimba, dan sebagainya ternyata
banyak terdapat di pegunungan Bukit Barisan. Hal itu dapat dilihat
dari luas kawasan hutan yang ada di Sumut, berikut fungsinya.
Data tahun 1998 menunjukkan bahwa luas hutan produksi 1.818.994 hektar,
hutan lindung 1.294.470 hektar, hutan suaka 362.334 hektar. Hasil
produksi sektor kehutanan di Sumut tahun 1997 adalah sebagai berikut:
log rimba 1.741.031 m3, log pinus 256.594 m3, kayu gergajian 77.596
m3, kayu lapis 331.717 m3, PULP 219.463 ton, rotan 511.427 ton, dan
getah tusam 277.337 kg.
Sementara hasil produksi tahun 1998 ternyata menurun seperti data
berikut; log rimba 1.157.440 m3, log pinus 159.577 m3, kayu gergajian
56.521 m3, kayu lapis 288.749 m3, pulp 51.288 ton, rotan 950.468 ton,
dan getah tusam 273.459 kg. Penurunan itu banyak dipengaruhi oleh
krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan Juli 1997
hingga sekarang.
Khusus tentang pabrik pulp dan kertas di Porsea, Sumatra Utara, timbul
gugatan dan protes keras dari warga, khususnya di seputar Danau Toba,
terhadap perusahaan pulp dan pengolahan kertas PT Inti Indo Rayon.
Sampai sekarang hanya sebagian kecil dari unit produksi PT Inti Indo
Rayon yang (masih) diberi kesempatan untuk melakukan produksi selama
setahun, sampai akhir tahun 2000. Sesudah itu ia akan diaudit oleh
lembaga independen untuk menentukan kelangsungan perusahaan pulp dan
kertas ini, apakah ia masih layak beroperasi atau tidak.
|